Merak Djenar Sobo Mowo Wahyu: Maha Dia

Maha Dia

Kebijaksanaan dan inayah Ilahi meniscayakan adanya makna dan tujuan bagi alam ini. Maka, apapun yang mewujud niscaya baik untuk dirinya sendiri atau perantara untuk tercapainya kebaikan. “Kebijaksanaan Ilahi” sendiri merupakan konsekuensi sifat Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak Allah, dan menjelaskan prinsip kausa final dan teleologis alam semesta. Bahwa mustahil Dia Yang Mahabijak menciptakan semesta, -baik keseluruhannya maupun bagiannya sekecil apa pun – , sia-sia. Di balik semesta ada suatu Kebijakan Agung yang melandasi dan meliputinya. Semesta diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu, yang terlimpah dari KemahabijakanNya. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia, tanpa hikmah. … (QS Shad: 27) Keadilan Ilahi adalah sifatNya yang merupakan pancaran rahmaniyyah dari Kebijakan Ilahi. Maksud keadilan Allah adalah tidak mengabaikan kapasitas dan kelayakan setiap maujud; Dia pasti memberikan sesuatu yang pantas diterima oleh setiap maujud. Sedangkan, maksud kebijaksanaan Allah adalah fakta bahwa sistem alam yang Dia ciptakan merupakan sistem yang paling baik dan paling maslahat, yakni bahwa Allah telah menciptakan sistem alam paling unggul yang mungkin untuk mewujud. Dalam sebait puisi filosofisnya, Khawajah Nashiruddin Al-Thusi mengatakan: Tiada aturan sepatut aturan Al-Haqq Tiada aturan sebaik aturan Al-Haqq Segala yang ada telah mewujud sebagaimana mestinya Dan tiada yang mewujud tidak semestinya Perlu dicatat, Kebijakan Ilahi adalah termasuk dalam sifat-sifat Zat Allah , sedangkan keadilan tidak berkaitan dengan sifat pengetahuan dan kehendak Allah, tapi terkait dengan aspek Perbuatan Ilahi, yakni bahwa Adil termasuk dalam sifat-sifat Perbuatan, bukan sifat-sifat Zat Allah.

No comments:

Copyright © Merak Djenar Sobo Mowo Wahyu Urang-kurai